Kamis, 15 Desember 2011

Kesesatan Aqidah Syi’ah

Bahaya syiah terhadap kaum muslimin merupakan satu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri oleh setiap muslim lebih-lebih yang telah meneliti dan membaca sejarah mereka sejak masa awal pertumbuhan dan perkembangannya sampai saat ini, rentang waktu yang cukup panjang dengan segala peristiwa berdarah yang telah menumpahkan darah ribuan bahkan jutaan kaum muslimin.

Mengenal dan meneliti bahaya dan implikasi syiah merupakan pembahasan yang cukup luas dan panjang lagi penting agar setiap muslim dapat mengambil pelajaran, kemudian tidak terperosok dalam satu lubang berkali-kali. Apalagi dimasa sekarang mereka telah berusaha dengan segala sarana dan prasarana yang mereka miliki untuk menyebarkan dakwah mereka di seluruh pelosok dunia dengan perlahan-lahan namun pasti yang pada akhirnya mereka akan menampakkan hakikatnya bila telah mencapai apa yang menjadi tujuan mereka. Oleh sebab itu memahamkan masyarakat Islam tentang bahaya mereka dalam ideologi, politik, ekonomi dan sosial kaum muslimin saat ini merupakan hal yang mendesak, karena besarnya bahaya syiah terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat dan Negara Islam, apalagi di Indonesia yang kebanyakan kaum muslimin belum mengenal siapa mereka dan bagaimana bahaya mereka terhadap kaum muslimin ditambah lagi dengan munculnya nama-nama baru perwujudan dari syiah ini seperti IJABI (Ikatan Jamaah Ahlil Bait Indonesia), yang telah mulai menancapkan kuku-kuku beracunnya ke dalam tubuh kaum muslimin dengan tameng kecintaan ahlil bait. Mudah-mudahan dengan pembahasan ini dapat memberikan peringatan kepada segenap kaum muslimin dan menjadi teguran kepada sebagian kaum muslimin yang mencoba menganggap syiah sebagai kawan dan sahabat, dan menganggap mereka tidak membahayakan dan merugikan kaum muslimin.

Banyak yang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang bahaya di balik kemasan ajaran Syi’ah. Wajar karena bungkus taqiyahnya begitu kuat. Hakikatnya Syi’ah berbeda dengan kita, ahlussunnah. Kita Ahlussunnah wal jamaah mencintai ahli bait (keluarga Rasulullah e), tidak pilih kasih baik terhadap istri-istri Rasul (ummahatul mukminin) atau dari paman-paman Rasul apalagi dari anak cucu beliau (dari Fatimah ke bawah). Kami membicarakan Syi’ah bukan berarti membicarakan keluarga Rasul. Kami akan mengungkap orang-orang yang mengkultuskan keluarga Rasul (ahli bait), dalam hal ini yang disponsori oleh Abdullah bin Saba’. Orang ini berasal dari Yahudi kemudian pura-pura masuk Islam dan merusak akidah Islam sejak Khalifah Ustman hingga sekarang. Dia letakkan dasar-dasar kesyirikan dan kekufuran; seperti pengkultusan ahli bait di atas para nabi bahkan sampai dituhankan. Bukan kepada Ali saja sampai keluarga Rasul seperti Fatimah dan Zaenab seterusnya. Ketika haji, mereka hanya membuat keributan di sekitar Baqi, mereka menangis sambil meratap ya.. Fatimah ya.. Zaenab.

Diantara kesesatan aqidah Syi’ah :

1. Tentang Al-Quran mereka menuduh Ahlussunnah telah mengurangi dan menambahi. Ditulis oleh ulama Syi’ah buku berjudul Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab. Husain bin Muhammad Taqi al-Nuri al-Thabari. Menurut ulama Syi’ah, kaumnya boleh membaca al-Quran sekarang (Utsmani) hingga datang imam ke-12 untuk mengajarinya. Menurut akidah mereka mush-haf yang dibawa imam tersebut tebalnya tiga kali lipat dari al-Quran sekarang.

Jadi kalau ada yang berkampanye penyatuan Suni Syi’ah bagaimana mungkin? Syi’ah meragukan al-Quran kita yang sekarang ini, sedangkan menurut Rasulullah barangsiapa yang ragu dengan al-Quran adalah kafir.

2. Akidah terhadap para sahabat terutama kepada Abu Bakar, Umar dan Ustman. Orang Syi’ah meyakini al-Jibtu dan Thaghut adalah Abu Bakar dan Umar, bahkan disebutkan dalam doa ‘dua berhala Quraisy’ dalam kitab mereka (Miftahul Janan) halaman 114, yang terjemahnya ‘Wahai Allah limpahkanlah shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya. Kutuklah dua berhala, dua sesembahan, dua tukang sihir Quraisy beserta kedua anak wanita keduanya.’ Yang dimaksudkan di sini adalah Aisyah dan Hafshah semoga Allah meridhai semua amin.

Termasuk keyakinan mereka adalah setelah Rasulullah e meninggal para sahabat kafir kecuali beberapa sahabat yang bisa dihitung dengan jari. Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 19-20. Hal tersebuit bertentangan dengan akidah Ahlussunnah bahwa kita harus mencintai para sahabat, mengikutinya serta tidak boleh mencela, dan meyakini bahwa semua sahabat adalah adil dan selalu mendoakan kebaikan.

لَعَنَ اللَّهُ مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي

“Allah melaknat orang yang mencela sahabatku.”

Hadits ini dikeluarkan oleh Thabrani dalam Al-Mu’jam.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr:10)

Bagimana akidah Syi’ah terhadap Umar? Saking bencinya terhadap Umar, waktu Sayidina Umar dibunuh oleh Abu Luluah si Majusi itu, mereka menjadikan hari terbunuhnya Umar sebagai hari raya bagi Syi’ah. Pelaku pembunuhan dianggap sebagai sang pamberani. Hal ini disebabkan Umar lah yang menaklukkan Persia yang sekarang menjadi Iran. Ini simpulan dari Al-Khuthuth al-Aridhah. Al-Sayid Muhibbuddin al-Khathib halaman 20.

Mereka juga membawa anjing yang diberi nama Umar, kemudian mereka beramai-ramai memukulinya dengan tongkat dan melemparinya dengan batu sampai mati, lalu mereka mendatangkan kambing betina yang diberi nama Aisyah, lalu meraka mulai mencabuti bulunya dan memukulinya dengan sepatu sampai mati.

3. Aqidah Syiah tentang hari ‘Asyura dan keutamaannya menurut mereka

Sesungguhnya Rafidhah mengadakan perayaan dan perkumpulan dan ratapan tangis, mereka melakukan demonstrasi di jalan-jalan dan di lapangan-lapangan umum. Mereka memakai pakaian hitam tanda duka cita dalam memperingati mati syahidnya Husain dengan mengkonsentrasikan pada sepuluh hari pertama dari bulan Muharram di setiap tahun, dengan keyakinan sesungguhnya perbuatan itu termasuk dari sebaik-baik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka mereka memukul-mukul pipi dengan tangan mereka sendiri, memukul-mukul dada dan punggung mereka. Mereka merobek-robek baju sambil menangis dan berteriak-teriak dengan menyeru : wahai Husain, wahai Husain. Terlebih-lebih pada hari ke sepuluh setiap bulan Muharram, bahkan mereka memukul diri mereka sendiri dengan rantai besi dan pedang, seperti yang terjadi di negeri-negeri yang dihuni oleh Rafidhah seperti Iran.

Dan para ulama mereka mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang bodoh ini dimana hal itu menjadi bahan tawaan semua umat. Sungguh salah seorang dari pembesar mereka yaitu Muhammad Hasan Alu Kasyif al Ghatha, telah ditanya tentang apa yang dilakukan oleh pengikut golongannya seperti memukul dan menampar wajah…. dst, ia berkata : sesungguhnya ini termasuk dari mengagungkan syiar-syiar Allah :

وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ

Dan siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati“. (QS. Al hajj: 32)

Perbuatan yang bodoh dan lucu ini dilakukan mereka setiap tahun. Dan ketahuilah sesungguhnya Nabi telah melarang di dalam hadits yang shahih yang dikeluarkan oleh Muslim dengan no : 103, melarang menampar wajah (pipi) dan merobek baju…, akan tetapi orang Rafidhah -semoga Allah mempermalukan mereka- membuang hadits ini jauh-jauh, karena mereka ini adalah firqah (golongan) yang paling pendusta terhadap Rasulullah.

Sumber : http://ustadzkholid.com

http://www.atturots.or.id

http://tausyah.wordpress.com

Kesesatan Aqidah Syi’ah (syaikh Abdullah bin Muhammad As-Salafi)

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar anda di sini!